Apa kabar teman? How are you today?
Saat saya menulis artikel renungan ini, saya sedang dicobai oleh Tuhan. Ya memang pasti ada yang Tuhan kerjakan untuk hidup saya dan Tuhan pasti merencanakan berkat untuk saya. Saya bukan menyalahkan Tuhan, ini semata-mata memang pasti teguran untuk saya. Kaki saya sakit dan berjalan pun sakit sekali.
Apakah ini berkat? Tentu saja apa yang Tuhan berikan semuanya adalah baik, apapun yang berasal dari Tuhan pasti baik dan tidak ada yang buruk. Kalau saya tidak terjatuh dari motor dan kaki saya sekarang terkilir seperti ini, saya tidak akan pernah merenungkan ini. Oleh karena itu saya hanya bisa berseru didalam hati, betapa bersyukurnya saya.
Okay tanpa basa basi lagi yuk kita coba buka Alkitab kita bersama-sama saya mau mengajak teman-teman merenungkan sesuatu nih. Kita buka di kitab Kejadian 11:27 s/d 12:9.
Friends, uda dibaca? Okay kalau sudah dibaca, inilah awal dimana Allah kembali ngomong setelah zaman Nuh. Berbeda dengan Nuh seorang yang memang saleh dan taat gitu deh hidupnya, Abram seorang yang sama sekali ga diceritain bagaimana dia hidup. Tetapi baik Nuh atau pun Abraham adalah orang yang taat sama pimpinan dan perintah Tuhan. Sama seperti perintah Tuhan kepada Nuh untuk membuat bahtera besar diatas gunung yang tentu saja secara logika ga bisa diterima, demikian juga dengan perintah Allah kepada Abram yang menyuruhnya pergi ke tempat yang ga jelas alias antah berantah.
Dalam FirmanNya, lihat di ayat 1-3, Allah membangun perjanjian dengan Abram jika ia setia mengikut pimpinanNya, Allah akan memberkati dia dengan 3 janjinya (ayat 2-3). Dalam peristiwa ini Abram meneriam perjanjian ini, ia setia, ia pergi mengikuti pimpinan dan perintah Tuhan. Sebuah ikatan perjanjian memang selalu bersifat dua pihak. Sebenarnya ikatan perjanjian Allah dengan Abram adalah representasi ikatan perjanjian Allah dengan semua orang percaya. Asal orang percaya setia maka semua janji Allah kepada Abram juga berlaku untuk kita.
Tuhan udah pasti setia sama apa yang dijanjikanNya, tapi apakah kita setia sama Tuhan? Setia dalam apa? Setia berdoa, setia dengar Firman Tuhan, setia beribadah, setia melakukan Firman Tuhan, setia ga berbohong, setia ga mengingini, setia ga lawan orang tua, setia ga berhalakan sesuatu dalam hidup dan sebagainya teman-teman pasti tahu apa saja. Percaya deh, kalau kita setia, kita bakal mengalami sendiri berkat-berkat Tuhan dalam hidup kita.
Pengalaman ini mengajarkan kepada saya, memang saya kurang taat. Tapi saya tidak mau mundur dan menyerah, saya yakin dan percaya jika saya taat dan setia pasti Tuhan memberkati saya. How about you friends? Semoga tulisan ini bisa memberkati teman-teman dan saya sendiri.
Saat saya menulis artikel renungan ini, saya sedang dicobai oleh Tuhan. Ya memang pasti ada yang Tuhan kerjakan untuk hidup saya dan Tuhan pasti merencanakan berkat untuk saya. Saya bukan menyalahkan Tuhan, ini semata-mata memang pasti teguran untuk saya. Kaki saya sakit dan berjalan pun sakit sekali.
Apakah ini berkat? Tentu saja apa yang Tuhan berikan semuanya adalah baik, apapun yang berasal dari Tuhan pasti baik dan tidak ada yang buruk. Kalau saya tidak terjatuh dari motor dan kaki saya sekarang terkilir seperti ini, saya tidak akan pernah merenungkan ini. Oleh karena itu saya hanya bisa berseru didalam hati, betapa bersyukurnya saya.
Okay tanpa basa basi lagi yuk kita coba buka Alkitab kita bersama-sama saya mau mengajak teman-teman merenungkan sesuatu nih. Kita buka di kitab Kejadian 11:27 s/d 12:9.
Friends, uda dibaca? Okay kalau sudah dibaca, inilah awal dimana Allah kembali ngomong setelah zaman Nuh. Berbeda dengan Nuh seorang yang memang saleh dan taat gitu deh hidupnya, Abram seorang yang sama sekali ga diceritain bagaimana dia hidup. Tetapi baik Nuh atau pun Abraham adalah orang yang taat sama pimpinan dan perintah Tuhan. Sama seperti perintah Tuhan kepada Nuh untuk membuat bahtera besar diatas gunung yang tentu saja secara logika ga bisa diterima, demikian juga dengan perintah Allah kepada Abram yang menyuruhnya pergi ke tempat yang ga jelas alias antah berantah.
Dalam FirmanNya, lihat di ayat 1-3, Allah membangun perjanjian dengan Abram jika ia setia mengikut pimpinanNya, Allah akan memberkati dia dengan 3 janjinya (ayat 2-3). Dalam peristiwa ini Abram meneriam perjanjian ini, ia setia, ia pergi mengikuti pimpinan dan perintah Tuhan. Sebuah ikatan perjanjian memang selalu bersifat dua pihak. Sebenarnya ikatan perjanjian Allah dengan Abram adalah representasi ikatan perjanjian Allah dengan semua orang percaya. Asal orang percaya setia maka semua janji Allah kepada Abram juga berlaku untuk kita.
Tuhan udah pasti setia sama apa yang dijanjikanNya, tapi apakah kita setia sama Tuhan? Setia dalam apa? Setia berdoa, setia dengar Firman Tuhan, setia beribadah, setia melakukan Firman Tuhan, setia ga berbohong, setia ga mengingini, setia ga lawan orang tua, setia ga berhalakan sesuatu dalam hidup dan sebagainya teman-teman pasti tahu apa saja. Percaya deh, kalau kita setia, kita bakal mengalami sendiri berkat-berkat Tuhan dalam hidup kita.
Pengalaman ini mengajarkan kepada saya, memang saya kurang taat. Tapi saya tidak mau mundur dan menyerah, saya yakin dan percaya jika saya taat dan setia pasti Tuhan memberkati saya. How about you friends? Semoga tulisan ini bisa memberkati teman-teman dan saya sendiri.